Pages

Minggu, 17 November 2013

Kamis, 14 November 2013

PESAN AGAMA DALAM GORO-GORO SENI WAYANG

Oleh : Imam Mahfud



Goro-goro……..Goro-goro
 jaman kolo bendhu…….
Wulangan agomo ora digugu.
Sing bener dianggap keliru.
Sing salah malah ditiru.
Bocah sekolah ora gelem sinau,
Yen dituturi malah nesu
Bareng ora lulus ngantemi guru.
Pancen perawan saiki ayu-ayu.
Ono sing duwur tor kuru,
Ono sing cendek tur lemu
Sayang sethitik seneng ane mung pamer pupu

Kutipan syair goro-goro diatas dalam goro-goro yang ada dipewayangan. Ada sisi menarik tentang munculnya goro-goro, selain selalu muncul pada tengah malam, juga ditandai dengan gunungan. Dibalik gunungan terlihat sunggingan yang menggambarkan api sedang menyala, ini merupakan sengkalan yang berbunyi “ geni dadi sucining jagad” yang mempunyai arti 3441 dan dibalik menjadi angka 1443. Ini diciptakan pada oleh sunan kalijogo tahun 1443 saka.
Gunungan wayang disimbolkan sebagai alam dan isinya dengan bentuk lonjong bergambar hutan, pohon Sembilan cabang, hewan buas, rumah joglo, dua raksasa penjaga gerbang, api, angin, air, dan tanah yang digambarkan sunan kalijaga bukan sekedar kreativitas dalam seni ukir belaka, selain keunikan bentuknya, juga mempunyai nilai mistis maha tinggi, yaitu perwatakan dari isi seluruh alam  dan sangkan paraning dumadi.
Berawal muncul pada tengah malam hal ini menyiratkan pada keyakinan orang islam atau pun jawa bahwa pertengahan malam yang akhir adalah waktu waktu yang paling tepat untuk mediasi berdo’a, muhasabah, dan tafakur, juga muncul setelah terjadi perselisihan dan peperangan seru antara tokoh dalam pewayangan atau pergantian lakon. Hal ini menunjukkan bahwa semua hal dalam kehidupan tokoh, kembali pada alam dan sang pengendali gunungan.
Setelah gunungan lewat muncullah tokoh empat punakawan terdiri dari
1.       Ki Lurah Semar Bodronoyo atau Sang Guru Sejati. Tubuhnya bulat, selalu tersenyum, tapi bermata sembab. Wajahnya tua tapi potongan rambutnya bergaya kuncung seperti anak kecil. Ia berkelamin laki, tapi memiliki payudara seperti perempuan, seolah-olah ia merupakan symbol penggambaran jagad raya, simbol dari bumi, tempat tinggal dari manusia dan makhluk lainnya.sebagi symbol suka dan duka. Kuncung dikepala perlambang bahwa manusia haruslah menggunakan akal budinya dalam menimbang-nimbang semua permasalahan, sebagi symbol pria dan wanita. Namun dalam istilah pewayangan yang dibawakan oleh Kanjeng Sunan Kalijogo, Semar adalah gubahan dari lafadz “simaar” yang berarti paku. Hal ini menunjukkan bahwa seorang muslim haruslah menjadi paku. Siap untuk dipukul guna merekatkan kayu dan dipukul ketika menyembul keluar dari kayu. Ini menyiratkan bahwa seorang muslim haruslah bisa menjadi mediator (penyambung) dari semua golongan tanpa pandang bulu. Ciri yang menonjol dari semar adalah kuncung putih dikepala sebagai symbol dari pikiran, gagasan yang jernih atau cipta.
2.       Gareng, ciri yang menonjol adalah berkaki pincang. Hal ini merupakan sanepa dari sifat gareng sebagai kawula yang selalu berhati-hati bertindak.kemudian bermata kero yang merupakan kewaspadaan. Selain cacat fisik gareng yang lain adalah tangan yang patah. Ini adalah sanepa bahwa gareng memilki sifat tidak suka mengambil hak miliki orang lain dan teliti. Ketiga cacat tersebut menyimbolkan rasa. Gareng juga diambil dari bahsa Arab “ Qariin” yang berarti teman. Pesan yang tersarikan dari ciri fisik gareng menunjukkan, bahwa kita haruslah mencari teman yang selalu berhati-hati dalam tindakkan, waspada dan tidak suka mengambil hak milik orang lain.
3.       Petruk, ia nama lain dari dawala, dawa artinya panjang, la dari kata ala yang berarti jelek. Semua bentuk tubuhnya panjang, berkulit hitam, pokoknya jelek semua. Namun, perlambang dari petruk adalah memandang dan berpikir  panjang dalam segala hal, tidak grusa-grusu dan mempunyai kesabaran yang luas. Dalam khazanah arab, petruk berasal dari kata “fatruk kullu man siwallah” yang berarti “tinggalkan semua makhluk selain Allah” petruk merupakan simbol dari karsa, kehendak, dan keinginan yang digambarkan dalam kedua tangannya yang panjang. Jika digerakkan tangan depan menunjuk, memilih apa yang dikehendaki, tangan belakang mengenggam erat-erat apa yang telah dipilih (agama/idiologi).
4.       Bagong tokoh dilukiskan dengan cirri-ciri fisik yang mengundang kelucuan. Tubuhnya bulat, matanya lebar, bibirnya tebal, gaya bahasanya terkesan ceplas-ceplos dan semaunya sendiri. Bagong adalah sosok paling lugu dan kurang mengerti tatakrama, namun tangguh. Dalam literature bahsa Arab, bagong berasal dari kata “baghaa” yang berarti “berontak” bagong merupakan bentuk dari karya. Hal itu disimbolakan dari kedua telapak tangan yang kelima jarinya terbeber lebar, yang berarti siap sedia bekerja keras.
Dari keempat symbol punakawan ini (cipta,Rasa, karsa dan karya), tidak bias dipisah antara satu dengan yang lainnya. Karena keempat symbol tersebut merupakan inti sari dari kepribadian dan jati diri manusia, yaitu berfikir jernih, berhati tulus, bertekad bulat, dan bekerja keras, sehingga bisa menjadikannya sebagai manusia yang ideal, baik dihadapan makhluk yang lainnya, dan dihadapan Tuhan.

Rabu, 13 November 2013

SURAT KEPUTUSAN

Surat Keputusan Panitia Pengawas Ujian Akhir Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 bisa didownload disini.